Saturday 27 August 2011

wajar saja...

Kenapa seseorang terkadang menjadi marah saat mendengar perkataan orang lain? Karena dia mendengar sesuatu yang tidak disukainya, terlepas itu benar atau tidak. Manusia memang mempunyai kecenderungan ingin mendengar apa yang ingin dia dengar. Saat apa yang didengar ternyata adalah sebaliknya, maka akan terjadi sebuah penolakan dalam dirinya. Penolakan tersebut bisa diungkapkan dalam bentuk penyangkalan, pembelaan, pembenaran dan berbagai cara yang lain.

Hal ini sangat wajar karena memang tidak mudah menerima sesuatu yang tidak kita harapkan. Seperti aku yang tidak mudah menerima ketidaksimetrisan daun telingaku, seperti seorang sahabat yang tidak mudah menerima ketidakseimbangan postur tubuhnya, seperti seorang kenalan yang tidak mudah menerima keadaan finansialnya, ataupun seperti seorang tetangga yang tidak mudah menerima ketidakmampuan mengurus anak-anaknya. Itulah manusia, tidak mudah menerima kekurangannya, meskipun bukan berarti tidak bisa.

Dan kenapa tidak mudah juga mendengar seseorang membicarakan kekurangan kita? Karena kita tahu mereka benar dan kita tidak mempunyai senjata apapun untuk menyangkalnya. Padahal sebuah kebenaran memang tidak perlu disangkal, melainkan diterima. Kenyataannya, itulah satu-satunya cara untuk 'meladeni' omongan-omongan tersebut. Dan sekali lagi, 'menerima' bukanlah perkara gampang, setidaknya bagi beberapa orang. Jadi kalau kita marah, itu wajar saja. Yang tidak wajar adalah kalau kita tidak berusaha mengendalikan amarah tersebut. Selamat berjuang!

Sunday 21 August 2011

The English Ladies Part 2

I just got home and I feel a bit rubbish! We've been doing some very exciting things during the weekend. We went around the villa on Saturday night which was quite good, but I didn't really enjoy it as I was a bit feverish. I was struggling with the cold so badly. We managed to have some cold drink though ( well Vicky and Anne did, I had a glass of hot lemon which was not very nice) at a cafe near the villa.

On Sunday morning we went to the waterfall. It was a pity that we didn't see any monkeys there. The last time Vicky and I came, there were loads of them. Now they seemed to be hiding somewhere, all of them! I was a bit sorry for Anne, she did expect to see them.

Next we headed the second waterfall which was not very far, yet it required some energy as it is very hilly up there. It has been always easy to go down, but it feels so much difficult when we go up! The waterfall is rather the same, it's not worth the walk- just my personal account! When we got at the villa, it was like 1 o'clock. Everybody wass hungry. So Riris and I cooked. I can't believe I did it quite well. Both Anne and Vicky love 'dadar jagung'. They said it was the best Javanese food they had had so far.

Here are some pictures we managed to take. Happy Sunday, fellas!


Friday 19 August 2011

The English Ladies


So it was a quarter past ten in the evening when the car which would take me to the airport came. Off I went, all by myself, well I did have the driver but he is not actually a friend of mine, isn't he? We got to the airport at about eleven which means I had to wait for an hour as the flight was supposed to land at five minutes after midnight. Lucky me it landed twenty five minutes earlier!

I looked at every person who came out of the a arrival door and I got worried as it had been almost an hour but I hadn't seen either Vicky or Anne. I kept wondering whether they would show up at all. And thank God they popped finally!

It was so good to see Vicky again! She was lovely, as always, and I could see Anne right behind her. Then we did a quick hug and headed the parking lot. Off we left the airport at a half past twelve at midnight.

First day at school was good. Anne had two classes while Vicky had only one. We went to the orphanage in the afternoon, joining the first and the second graders breaking the fast. Second day was today. We had one class which was in the fifth grade. We talked about weather which was exciting. Then we went to Surabaya. Anne bought herself a cute ring, it has Bali thing on it.

In the afternoon we went swimming. Well I did not swim, Vicky and Anne did. Then we had dinner at this food terrace next to our school. We had 'nasi bebek'! Vicky did order for us. She said "nasi bebek tiga" and it sounded really funny. I bet you see the picture already! I didn't manage to take many pictures, but promise I will have more and more! We are going to the waterfall up in the mountain this Sunday. It should be fun! xx

Monday 15 August 2011

The Discourse between us!

"It's hot in here!" adalah sebuah kalimat yang diucapkan oleh salah satu dosen di kelas Discourse Analysis beberapa tahun lalu yang masih aku ingat dengan baik. Kalimat ini dengan sangat jelas menggambarkan sebuah contoh discourse yang bisa diartikan sebagai sebuah permintaan tolong untuk melakukan suatu tindakan mengenai suhu ruangan yang panas, either it is to turn on the air conditioning or to open the window if it doesn't have one.

Buat kamu yang mungkin baru pertama kali mendengar istilah Discourse Analysis ini, begini aku memahaminya. Discourse Analysis adalah bagaimana cara kita memahami sebuah interaksi sosial. Yang menjadi objeknya adalah setiap bentuk komunikasi tertulis ataupun lisan. Discourse Analysis memungkinkan kita untuk memahami motivasi tersembunyi dibalik sebuah tulisan ataupun ucapan seseorang sehingga komunikasi bisa berjalan dengan baik dan efektif. Or in other words, discourse analysis will help us interpret what the writer or speaker actually intends to convey. 

Contoh singkatnya seperti kalimat "It's hot in here!" yang sudah aku tulis di awal. Si pembicara dalam hal ini tidak hanya sedang membuat sebuah pernyataan mengenai suhu suatu ruangan. Melainkan ada maksud tersembunyi yang cukup jelas yang coba disampaikan olehnya, yaitu meminta seseorang untuk melakukan suatu tindakan yang bisa mengurangi suhu panas ruangan tersebut. Jadi ini bukanlah merupakan sebuah pernyataan yang membutuhkan penegasan berupa "yes, it is" tapi lebih kepada sebuah permintaan tolong seperti "would you please turn on the air conditioning? it's hot in here". So in this matter, we are expected to do the action

Well I think enough about the explanation. I'm not the expert myself, but it's always worth a try, isn't it? What I'm trying to say is alangkah enaknya kalau semua orang pandai dalam Discourse Analysis. Komunikasi akan berjalan lancar, efektif dan tidak membuat capek. Pesan yang coba disampaikan pun akan sampai dalam kondisi yang rama seperti saat dikirimkan. Sayangnya, tidak semua orang bisa berteman baik dengan Discourse Analysis. Sehingga semua pesan yang coba aku sampaikan terkadang berakhir tidak lebih sebagai bualan, tidak berarti dan tidak dianggap. Bloody annoying!


Namun tidak bisa juga menyalahkan mereka yang 'tidak tanggap' situasi ini. Ada yang beranggapan bahwa discourse itu terjadi pada komunitas tertentu yang mempunyai latar belakang dan pola pikir yang sama. Mereka yang tidak memilikinya, tidak akan mampu memahami discourse yang muncul dalam interaksi sosial tersebut. To be honest, I'm not sure about that! But one thing I am sure about, discourse needs an interpretation, not an answer! Jawaban terkadang lebih banyak bermakna kiasan, hanya sebatas ucapan yang keluar dari mulut seseorang. Tapi penafsiran akan bermakna lebih dari itu. Dengan penafsiran, kita akan memahami bagaimana perasaan seseorang, apa yang dia harapkan dan bagaimana sebaiknya kita bertindak.

Jadi, sudah tahukah kamu apa yang ada di balik ucapan-ucapanku?

Saturday 27 August 2011

wajar saja...

Kenapa seseorang terkadang menjadi marah saat mendengar perkataan orang lain? Karena dia mendengar sesuatu yang tidak disukainya, terlepas itu benar atau tidak. Manusia memang mempunyai kecenderungan ingin mendengar apa yang ingin dia dengar. Saat apa yang didengar ternyata adalah sebaliknya, maka akan terjadi sebuah penolakan dalam dirinya. Penolakan tersebut bisa diungkapkan dalam bentuk penyangkalan, pembelaan, pembenaran dan berbagai cara yang lain.

Hal ini sangat wajar karena memang tidak mudah menerima sesuatu yang tidak kita harapkan. Seperti aku yang tidak mudah menerima ketidaksimetrisan daun telingaku, seperti seorang sahabat yang tidak mudah menerima ketidakseimbangan postur tubuhnya, seperti seorang kenalan yang tidak mudah menerima keadaan finansialnya, ataupun seperti seorang tetangga yang tidak mudah menerima ketidakmampuan mengurus anak-anaknya. Itulah manusia, tidak mudah menerima kekurangannya, meskipun bukan berarti tidak bisa.

Dan kenapa tidak mudah juga mendengar seseorang membicarakan kekurangan kita? Karena kita tahu mereka benar dan kita tidak mempunyai senjata apapun untuk menyangkalnya. Padahal sebuah kebenaran memang tidak perlu disangkal, melainkan diterima. Kenyataannya, itulah satu-satunya cara untuk 'meladeni' omongan-omongan tersebut. Dan sekali lagi, 'menerima' bukanlah perkara gampang, setidaknya bagi beberapa orang. Jadi kalau kita marah, itu wajar saja. Yang tidak wajar adalah kalau kita tidak berusaha mengendalikan amarah tersebut. Selamat berjuang!

Sunday 21 August 2011

The English Ladies Part 2

I just got home and I feel a bit rubbish! We've been doing some very exciting things during the weekend. We went around the villa on Saturday night which was quite good, but I didn't really enjoy it as I was a bit feverish. I was struggling with the cold so badly. We managed to have some cold drink though ( well Vicky and Anne did, I had a glass of hot lemon which was not very nice) at a cafe near the villa.

On Sunday morning we went to the waterfall. It was a pity that we didn't see any monkeys there. The last time Vicky and I came, there were loads of them. Now they seemed to be hiding somewhere, all of them! I was a bit sorry for Anne, she did expect to see them.

Next we headed the second waterfall which was not very far, yet it required some energy as it is very hilly up there. It has been always easy to go down, but it feels so much difficult when we go up! The waterfall is rather the same, it's not worth the walk- just my personal account! When we got at the villa, it was like 1 o'clock. Everybody wass hungry. So Riris and I cooked. I can't believe I did it quite well. Both Anne and Vicky love 'dadar jagung'. They said it was the best Javanese food they had had so far.

Here are some pictures we managed to take. Happy Sunday, fellas!


Friday 19 August 2011

The English Ladies


So it was a quarter past ten in the evening when the car which would take me to the airport came. Off I went, all by myself, well I did have the driver but he is not actually a friend of mine, isn't he? We got to the airport at about eleven which means I had to wait for an hour as the flight was supposed to land at five minutes after midnight. Lucky me it landed twenty five minutes earlier!

I looked at every person who came out of the a arrival door and I got worried as it had been almost an hour but I hadn't seen either Vicky or Anne. I kept wondering whether they would show up at all. And thank God they popped finally!

It was so good to see Vicky again! She was lovely, as always, and I could see Anne right behind her. Then we did a quick hug and headed the parking lot. Off we left the airport at a half past twelve at midnight.

First day at school was good. Anne had two classes while Vicky had only one. We went to the orphanage in the afternoon, joining the first and the second graders breaking the fast. Second day was today. We had one class which was in the fifth grade. We talked about weather which was exciting. Then we went to Surabaya. Anne bought herself a cute ring, it has Bali thing on it.

In the afternoon we went swimming. Well I did not swim, Vicky and Anne did. Then we had dinner at this food terrace next to our school. We had 'nasi bebek'! Vicky did order for us. She said "nasi bebek tiga" and it sounded really funny. I bet you see the picture already! I didn't manage to take many pictures, but promise I will have more and more! We are going to the waterfall up in the mountain this Sunday. It should be fun! xx

Monday 15 August 2011

The Discourse between us!

"It's hot in here!" adalah sebuah kalimat yang diucapkan oleh salah satu dosen di kelas Discourse Analysis beberapa tahun lalu yang masih aku ingat dengan baik. Kalimat ini dengan sangat jelas menggambarkan sebuah contoh discourse yang bisa diartikan sebagai sebuah permintaan tolong untuk melakukan suatu tindakan mengenai suhu ruangan yang panas, either it is to turn on the air conditioning or to open the window if it doesn't have one.

Buat kamu yang mungkin baru pertama kali mendengar istilah Discourse Analysis ini, begini aku memahaminya. Discourse Analysis adalah bagaimana cara kita memahami sebuah interaksi sosial. Yang menjadi objeknya adalah setiap bentuk komunikasi tertulis ataupun lisan. Discourse Analysis memungkinkan kita untuk memahami motivasi tersembunyi dibalik sebuah tulisan ataupun ucapan seseorang sehingga komunikasi bisa berjalan dengan baik dan efektif. Or in other words, discourse analysis will help us interpret what the writer or speaker actually intends to convey. 

Contoh singkatnya seperti kalimat "It's hot in here!" yang sudah aku tulis di awal. Si pembicara dalam hal ini tidak hanya sedang membuat sebuah pernyataan mengenai suhu suatu ruangan. Melainkan ada maksud tersembunyi yang cukup jelas yang coba disampaikan olehnya, yaitu meminta seseorang untuk melakukan suatu tindakan yang bisa mengurangi suhu panas ruangan tersebut. Jadi ini bukanlah merupakan sebuah pernyataan yang membutuhkan penegasan berupa "yes, it is" tapi lebih kepada sebuah permintaan tolong seperti "would you please turn on the air conditioning? it's hot in here". So in this matter, we are expected to do the action

Well I think enough about the explanation. I'm not the expert myself, but it's always worth a try, isn't it? What I'm trying to say is alangkah enaknya kalau semua orang pandai dalam Discourse Analysis. Komunikasi akan berjalan lancar, efektif dan tidak membuat capek. Pesan yang coba disampaikan pun akan sampai dalam kondisi yang rama seperti saat dikirimkan. Sayangnya, tidak semua orang bisa berteman baik dengan Discourse Analysis. Sehingga semua pesan yang coba aku sampaikan terkadang berakhir tidak lebih sebagai bualan, tidak berarti dan tidak dianggap. Bloody annoying!


Namun tidak bisa juga menyalahkan mereka yang 'tidak tanggap' situasi ini. Ada yang beranggapan bahwa discourse itu terjadi pada komunitas tertentu yang mempunyai latar belakang dan pola pikir yang sama. Mereka yang tidak memilikinya, tidak akan mampu memahami discourse yang muncul dalam interaksi sosial tersebut. To be honest, I'm not sure about that! But one thing I am sure about, discourse needs an interpretation, not an answer! Jawaban terkadang lebih banyak bermakna kiasan, hanya sebatas ucapan yang keluar dari mulut seseorang. Tapi penafsiran akan bermakna lebih dari itu. Dengan penafsiran, kita akan memahami bagaimana perasaan seseorang, apa yang dia harapkan dan bagaimana sebaiknya kita bertindak.

Jadi, sudah tahukah kamu apa yang ada di balik ucapan-ucapanku?