Wednesday 23 March 2011

Dia Itu Cinta

Jika aku diminta untuk menyebutkan satu alasan kenapa aku begitu menginginkannya, maka jawabanku adalah karena aku membutuhkannya. Seperti aku menginginkan udara untuk bernafas, seperti aku menginginkan segelas air untuk minum, maka seperti itulah aku menginginkan dia. Menginginkan semua tentangnya, seutuhnya, selamanya. Semua karena aku membutuhkannya.

Mungkin kehadirannya tidak terlalu kurasa, tidak menjadi hal luar biasa, tapi saat aku menyadari betapa besar rasa sakit dan perih yang ditimbulkannya saat dia meninggalkanku, taulah aku betapa dalam sayatan luka yang ditinggalkannya ketika dia beranjak pergi dari tempat dimana dia biasa menungguku.

Seperti setiap kali kau menghirup udara saat bernafas, istimewakah proses itu bagimu? Atau saat kau meneguk segelas air untuk minum, luar biasakah kejadian itu? Tentu tidak seluar biasa ketika kau merayakan ultahmu yang ke-17, tidak seistimewa ketika pacar pertamamu mengajakmu berkencan, tidak seluar biasa semua itu.

Tapi taukah kau betapa menyiksa saat kau mencoba menahan nafasmu meskipun hanya untuk beberapa detik saja?? Betapa kau tidak kuasa saat kau kehausan namun tidak ada segelas air pun yang bisa kau minum?? Seperti itulah rasanya saat aku mencoba melupakannya.. saat aku mencoba menolak hidangan cinta dan kasih sayang yang ditawarkannya. Sesak, perih, sedih, sakit, hancur..itulah serangan pertama. Kehilangan semangat, tujuan dan harapan adalah serangan berikutnya. Dan tahap akhir adalah hilangnya jiwa. Menjadikan aku mayat hidup atau zombi.

Dia.. begitu biasa namun efeknya luar biasa.
Dia.. hanya satu nama namun maknanya berjuta-juta.
Dia.. begitu dekat namun misteri menyelubunginya.
Dia.. khayalanku yang terindah.
Dia.. cintaku yang pertama.
Dia.. udara..
Dia.. air..
Dia..

Seems like March is such an inspiring month! Can't believe-again that I wrote this other piece of writing in March. This one is on March 8, 2009-so it's been 2 years. It brings back all the memory like a sudden flashlight, makes everything as clear and bright as ever. What a diary!

No comments:

Post a Comment

Wednesday 23 March 2011

Dia Itu Cinta

Jika aku diminta untuk menyebutkan satu alasan kenapa aku begitu menginginkannya, maka jawabanku adalah karena aku membutuhkannya. Seperti aku menginginkan udara untuk bernafas, seperti aku menginginkan segelas air untuk minum, maka seperti itulah aku menginginkan dia. Menginginkan semua tentangnya, seutuhnya, selamanya. Semua karena aku membutuhkannya.

Mungkin kehadirannya tidak terlalu kurasa, tidak menjadi hal luar biasa, tapi saat aku menyadari betapa besar rasa sakit dan perih yang ditimbulkannya saat dia meninggalkanku, taulah aku betapa dalam sayatan luka yang ditinggalkannya ketika dia beranjak pergi dari tempat dimana dia biasa menungguku.

Seperti setiap kali kau menghirup udara saat bernafas, istimewakah proses itu bagimu? Atau saat kau meneguk segelas air untuk minum, luar biasakah kejadian itu? Tentu tidak seluar biasa ketika kau merayakan ultahmu yang ke-17, tidak seistimewa ketika pacar pertamamu mengajakmu berkencan, tidak seluar biasa semua itu.

Tapi taukah kau betapa menyiksa saat kau mencoba menahan nafasmu meskipun hanya untuk beberapa detik saja?? Betapa kau tidak kuasa saat kau kehausan namun tidak ada segelas air pun yang bisa kau minum?? Seperti itulah rasanya saat aku mencoba melupakannya.. saat aku mencoba menolak hidangan cinta dan kasih sayang yang ditawarkannya. Sesak, perih, sedih, sakit, hancur..itulah serangan pertama. Kehilangan semangat, tujuan dan harapan adalah serangan berikutnya. Dan tahap akhir adalah hilangnya jiwa. Menjadikan aku mayat hidup atau zombi.

Dia.. begitu biasa namun efeknya luar biasa.
Dia.. hanya satu nama namun maknanya berjuta-juta.
Dia.. begitu dekat namun misteri menyelubunginya.
Dia.. khayalanku yang terindah.
Dia.. cintaku yang pertama.
Dia.. udara..
Dia.. air..
Dia..

Seems like March is such an inspiring month! Can't believe-again that I wrote this other piece of writing in March. This one is on March 8, 2009-so it's been 2 years. It brings back all the memory like a sudden flashlight, makes everything as clear and bright as ever. What a diary!

No comments:

Post a Comment