Saturday 27 August 2011

wajar saja...

Kenapa seseorang terkadang menjadi marah saat mendengar perkataan orang lain? Karena dia mendengar sesuatu yang tidak disukainya, terlepas itu benar atau tidak. Manusia memang mempunyai kecenderungan ingin mendengar apa yang ingin dia dengar. Saat apa yang didengar ternyata adalah sebaliknya, maka akan terjadi sebuah penolakan dalam dirinya. Penolakan tersebut bisa diungkapkan dalam bentuk penyangkalan, pembelaan, pembenaran dan berbagai cara yang lain.

Hal ini sangat wajar karena memang tidak mudah menerima sesuatu yang tidak kita harapkan. Seperti aku yang tidak mudah menerima ketidaksimetrisan daun telingaku, seperti seorang sahabat yang tidak mudah menerima ketidakseimbangan postur tubuhnya, seperti seorang kenalan yang tidak mudah menerima keadaan finansialnya, ataupun seperti seorang tetangga yang tidak mudah menerima ketidakmampuan mengurus anak-anaknya. Itulah manusia, tidak mudah menerima kekurangannya, meskipun bukan berarti tidak bisa.

Dan kenapa tidak mudah juga mendengar seseorang membicarakan kekurangan kita? Karena kita tahu mereka benar dan kita tidak mempunyai senjata apapun untuk menyangkalnya. Padahal sebuah kebenaran memang tidak perlu disangkal, melainkan diterima. Kenyataannya, itulah satu-satunya cara untuk 'meladeni' omongan-omongan tersebut. Dan sekali lagi, 'menerima' bukanlah perkara gampang, setidaknya bagi beberapa orang. Jadi kalau kita marah, itu wajar saja. Yang tidak wajar adalah kalau kita tidak berusaha mengendalikan amarah tersebut. Selamat berjuang!

2 comments:

  1. great thought dear...use "it" to make you tough than before...chaiyooo ^^

    ReplyDelete
  2. itu terinspirasi dari cerita seorang sahabat yang sedang marah-marah tadi sore...padahal kan bulan puasa say..hehe

    ReplyDelete

Saturday 27 August 2011

wajar saja...

Kenapa seseorang terkadang menjadi marah saat mendengar perkataan orang lain? Karena dia mendengar sesuatu yang tidak disukainya, terlepas itu benar atau tidak. Manusia memang mempunyai kecenderungan ingin mendengar apa yang ingin dia dengar. Saat apa yang didengar ternyata adalah sebaliknya, maka akan terjadi sebuah penolakan dalam dirinya. Penolakan tersebut bisa diungkapkan dalam bentuk penyangkalan, pembelaan, pembenaran dan berbagai cara yang lain.

Hal ini sangat wajar karena memang tidak mudah menerima sesuatu yang tidak kita harapkan. Seperti aku yang tidak mudah menerima ketidaksimetrisan daun telingaku, seperti seorang sahabat yang tidak mudah menerima ketidakseimbangan postur tubuhnya, seperti seorang kenalan yang tidak mudah menerima keadaan finansialnya, ataupun seperti seorang tetangga yang tidak mudah menerima ketidakmampuan mengurus anak-anaknya. Itulah manusia, tidak mudah menerima kekurangannya, meskipun bukan berarti tidak bisa.

Dan kenapa tidak mudah juga mendengar seseorang membicarakan kekurangan kita? Karena kita tahu mereka benar dan kita tidak mempunyai senjata apapun untuk menyangkalnya. Padahal sebuah kebenaran memang tidak perlu disangkal, melainkan diterima. Kenyataannya, itulah satu-satunya cara untuk 'meladeni' omongan-omongan tersebut. Dan sekali lagi, 'menerima' bukanlah perkara gampang, setidaknya bagi beberapa orang. Jadi kalau kita marah, itu wajar saja. Yang tidak wajar adalah kalau kita tidak berusaha mengendalikan amarah tersebut. Selamat berjuang!

2 comments:

  1. great thought dear...use "it" to make you tough than before...chaiyooo ^^

    ReplyDelete
  2. itu terinspirasi dari cerita seorang sahabat yang sedang marah-marah tadi sore...padahal kan bulan puasa say..hehe

    ReplyDelete